Sehitam Jubahnya, Seputih Belitku
Melenakan gemercik dini embun
Melelap dalam larut tersayat angin
Berhidupkan lolongan lembut di puncak malam
Bermatikan alunan senandung nan mengundang buru
Tercekik asa, terlilit harapan
Memenuhi telingaku akan dentuman dosa
Mengaburkan lensa pun jeritan sukma
Bunuh aku...
Bunuh aku...
Bunuh aku...
Sehitam jubahnya, seputih belitku
Entah berapa waktu yang kubutuhkan tuk sadar
Bahwa tawaku pun tak jarang menggubahku tersedak
Meluruhkan warna tan lunturkan beban
Terkesima akan darah nan dustakan torehan
Ya...
Bukan darahku lagi
Melainkan darah mereka..
Mereka...
Bukan saja olehku
Tapi juga untukku
Hina?
Tentu...
Dan terima kasih untuk itu
Melenguhkan keluh kan keluhkan lenguh
Merentangkan rentan tan rentankan rentang
Melekuk tanpa liuk pun meliuk tanpa lekuk
Merengkuh jadi keruh, berkeruh pula gagal merengkuh
Bukan aku?
Dirikulah yang palsu...
Membuanakan langlang sepicik keingintahuan
Berkorban? Ya..
Mengorbankan apalagi
Kucitrakan seonggok korek api
Makin berkorban, berkobar pula kelana
Dan akan kubakar semua seresah mimpiku...
Milikku...
Lalu kutiup abunya
Agar terbang ke angkasa
Dan berkelip jadi kenyataan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar