Selasa, 02 September 2014

Hanya Aku dan Menantimu

Bulan pun belum setengahnya, saat aku menantimu..
Ah, apa yang dinanti? Sebatang korek basah untuk mengering?
Bodoh! Seseorang ingatkan aku.. Tampar hati keras ini!
Seseorang sadarkan aku.. Siramkan timah berbuih di rusukku!

Apalah pengembaramu tanpa arah? Hanyalah pedal kosong dan botol berdebu.. Tersujud kekeringan.. Terhempas dari punggung anjing gersang.. Menyudut di sekotak kecil rumah minum dan berdusta pada diri sendiri.. Oh nyiur penuh luka, daraskan doa dan rindu hujan!

Kebohongan.. Hina aku segala, siapapun tak perlu mata hingga sadar, aku penuh noda..
Hijabmu, hindarkan telingamu dari nada-nada palsu.. Namun mampukah hatimu?
Suatu bataskah kemampuanku mengulurkan tangan untuk sebagian hidupmu?
Oh tinggi mahkota di kelopakmu dan malam yang gelap.. Bersama angin dingin

Bulan pun belum setengahnya, aku masih menantimu..
Meskipun engkau tak ingin dinanti, aku yang hingga berpeluh dan nyamuk-nyamuk lapar!
Maafkan aku yang sibuk di pikiranku tanpa mampu ungkapkan alasan
Karena banyak alasan untuk aku menantimu..

Izinkan aku..

Menantimu..

Tidak ada komentar: